Monday, July 20, 2020

Ima

Aku tak tahu,
mengapa sungguh susah payah menemukanmu akhir-akhir ini.
Dua tiga putaran terakhir menjadi yang paling susah untuk kita  masing-masing sadar.
Pun saat ini, sekarang.
Putaran yang seakan menjadi pusaran ini sepertinya menjadi yang terberat dalam menemukan,
namun menjadi yang terkuat dalam keyakinan.

Tak bisa sajakah kita sama-sama erat dalam waktu yang tak terbatas tanpa terjebak dalam hitungan bilangan?

Sebentar, biarkan aku memancingmu dengan sajak:
"Wajahku sungai, didalamnya mengalir air mata. Sedang kau malam, di dalamnya mengalun kerelaan."

Kekasih, tak ingatkah kau?


No comments:

Post a Comment

Seorang pekerja kantoran kelas rendahan yang suka ngobrol.