Aku melihatnya sebagai semangat
Seperti angin yang menghembus takdir
yang telah lama ditetapkan
Aku mengamatinya sebagai kuat
Seperti langit yang terus lapang
digelar siang dan malam berulang kali
Aku memeluknya sebagai tegar
Seperti sayap bangau
yang sekali setahun bermigrasi
Lalu apakah aku?
Aku hanya anak lelakinya yang tak tahu malu
Dan hampir menyerah
Tuhan,
Apakah aku adalah durhaka paling sempurna
Yang pernah keluar dari rahimnya?
*note: teruntuk teman yang teramat kuat merawat ibunya
дом
Selamat datang di rumah kalian sendiri.
Thursday, January 4, 2024
Lelaki Ibu
Monday, December 25, 2023
Minggu Sore Di Pasar Buah
Minggu sore adalah waktunya membeli buah
Dan waktuku menemani kebingungannya
•••
Perkara apel saja harus yang tidak terlalu masak
80% menuju masak katamu
Karena yang terlalu masak itu mengandung zat tertentu yang tidak terlalu baik untuk kesehatan
Belum lagi pisang
Harus yang jenis tertentu
Kalau yang ini harus masak betul
Sampai-sampai sudah banyak noda hitam dikulitnya
Itu juga mengandung zat tertentu yang justru baik untuk kesehatan, katamu lagi
Menemanimu membeli buah pada Minggu sore adalah rutinitas yang sudah berlangsung sekian lama
Melihatmu marah-marah, bingung sendiri tak jelas, sedih karena tak mendapatkan yang kau mau dan beberapa bentuk perasaan kecewamu yang tak bisa kau tutupi itu
Aku hanya hadir dan menggenapi semua kisah pencarian buahmu
Tanpa aku bisa bersuara dan memberikan pendapat
Kadang kala ingin rasanya aku memberitahumu bahwa:
Apel itu tetap enak walaupun masak!
Atau:
Semua pisang itu menyegarkan apapun itu jenisnya!
Bahkan ingin pula rasanya aku berteriak di depan matamu bahwa:
Yang kau butuhkan bukan buah!
•••
Sangat menyebalkan jika kau mengetahui orang yang kau sayang selalu salah dalam memilih buah
Dan kau masih saja menemaninya setiap Minggu sore memilih kebingungannya
Dan yang lebih menyebalkan lagi:
Ini bukan perkara buah
Sunday, December 24, 2023
Daftar Acara
Malam tadi, matamu bulan
Ditutupi kabut yang kubuat sendiri
Kata-katamu dingin malam
Yang kupersilakan tampil walau tidak ada di daftar acara
Sembari duduk dipinggiran doa
Aku sibuk menerka prasangkaku sendiri
Apakah ini babak awal sebuah luka?
Yang lagi-lagi kupersilakan tampil walau tidak ada di daftar acara
Friday, December 22, 2023
Monokromasi
Merangkaimu dengan lukisan tidaklah mudah
Aku harus menyesuaikan bentuk dan warna
Sesuai keegoisanku, dan se-defensif keegoisanmu
Satu-satu warna kupilih
Kuletakkan pelan-pelan diatas canvas keyakinan
yang semakin hari semakin pudar
Namun,
Rangkaian ini tetap akan kulukis
Dengan kuas doa dan tinta harap
Seiring pendar pukul lima, aku melukis wajahmu
Dengan tinta warna warni
Walaupun aku tahu betul, aku buta warna
Thursday, December 21, 2023
Tatap Muak
Aku mencoba melukis matamu sebagai nadi di dalam pembuluh kata-kataku
Aku melukis dengan kuas doa dan tinta harap
Ternyata hasilnya kotor, menjijikkan dan membuatku muak
Friday, December 15, 2023
Rengkuh
Aku pernah memelukmu
Memasukkan semua unsur tubuhmu kedalam
tubuhku dalam sekali rengkuh
Tidak menyisakan sedikitpun spasi
Dalam peluk kusyuk dan panjang ini
Aku pernah memelukmu
Menahanmu untuk susah bernafas karena terlalu
erat tubuh kita saling berpagut
Tak meyisakan sedikitpun detik
Karena kita sama sama tahu
Ini tak akan berlangsung selamanya
Aku pernah memelukmu sekali rengkuh
Mencintaimu sekali jadi
Hingga aku harus mendefinisikan ulang peluk
Karena kau tak ada lagi
Thursday, December 30, 2021
Desiderium
Aku menulis penyesalan
Kata per kata, kalimat per kalimat, rasa per rasa
Yang masih sama seperti bilangan tahun kali pertama
Aku menulis penyesalan
Dialamatkan kepada yang katanya tahu semua
Bahwa kepalaku terlalu besar untuk dimahkotai senyummu
Aku menulis penyesalan
Kepada jauh yang bukan jarak
Yang seharusnya bisa ditempuh dua atau tiga masa
Aku menulis penyesalan
Maaf,
Aku tak terlalu keras mengejarmu