Sunday, June 15, 2025

Seseorang Memulai Awal, Semua Orang Menangisi Akhir

Memang sepertinya kita akan berjalan menuju sebuah ruang. 
Ruang-ruang hampa yang disiapkan Tuhan di hati masing-masing kita memang harus dinyalakan.
Melihatmu pergi berjalan sendiri, memantik ruang hampa itu menjadi dingin. 

Sangat dingin. 

Sehingga saking dinginnya, kita tidak punya waktu lagi untuk menahan apapun.

Ruang tersebut sudah disiapkan Sang Pencipta untuk diisi orang-orang yang pernah kita sayangi. Ia akan mengisi ruang sunyi dingin tersebut dengan memori sampai nanti.

Tangis kita pecah.
Hangatnya air mata tidak akan pernah cukup untuk mengubah temperatur ruang tersebut.
Ia akan tetap dingin, sunyi, kedap udara, dan segala bentuk tidak enak lainnya. 

Namun aku rasa, kita patut bersyukur Tuhan membangun ruang itu di masing-masing kita. Ruang yang dingin, sunyi, dan kedap udara tersebut dapat kita isi dengan orang-orang yang kita cintai.

Lengkap dengan senyum, tawa, suara
Bercandamu yang aneh, pola pikirmu yang kadang tidak bisa kita pahami. 
Debat debat tidak penting yang hanya akan menghabiskan malam dengan sia-sia.
Lagu-lagu favorit yang sering kau nyanyikan dengan suara seadanya.

Tuhan sengaja menciptakan ruang di hati kita masing-masing. Untuk menyimpan semua tentangmu. Utuh. 


Seorang pekerja kantoran kelas rendahan yang suka ngobrol.