Monday, November 3, 2014

Mengarungi Mimpi Bersama Supernova: Gelombang

“Kell”, ia memperkenalkan diri.
“Alfa”, Aku menyambut jabat tangannya.

            Kutipan diatas Saya ambil dari sebuah novel karya Dewi “Dee” Lestari berjudul Supernova: Gelombang. Mungkin bagi yang tidak mengikuti seri-seri sebelumnya, atau yang baru membaca seri terbaru Supernova ini, kutipan diatas tidak berarti apa apa. Tapi bagi Saya, dan semua yang mengikuti seri Supernova dari tahun 2001, kutipan diatas berarti segalanya. Kutipan diatas seperti palu yang menghantam Saya keras-keras (dan Saya bersedia dihantam lagi berkali-kali ^^). Kutipan diatas menggeser paradigma pembaca setianya sejak Supernova: Akar diterbitkan 12 tahun silam. Bisa dikatakan di seri Gelombang ini, teka-teki mulai muncul ke permukaan dan mulai terpecahkan. Namun tak sedikit yang beranggapan, termasuk Saya, bahwa teka-teki baru bermunculan dan siap untuk dipecahkan. Petualangan sebenarnya baru akan dimulai.
            Supernova: Gelombang menceritakan kehidupan seorang Alfa, tokoh utama dalam novel ini, dari dia kecil waktu di kampung halamannya sampai perjalanan dia dalam pencarian, dari Amerika Serikat sampai Tibet. Dalam novel ini Dee berkosentrasi kepada Alfa sama seperti saat di Supernova: Akar berkonsentrasi kepada Bodhi, Supernova: Petir berkonsentrasi kepada Elektra, Supernova: Partikel berkonsentrasi kepada Zarah. Seperti halnya seri-seri Supernova sebelumnya, Dee membawa kita bertualang. Ya! Bagi saya, membaca Supernova adalah bertualang. Melakukan perjalanan. Gelombang berawal dari Alfa dan kampung halamannya, Sianjur Mula Mula. Di bagian Sianjur Mula Mula ini, Dee menyisipkan sedikit komedi. Bagaimana tidak, pembaca dibuat bingung dengan penamaan tokoh utama di novel ini. Seperti yang Saya dan mungkin pembaca setia Supernova tahu, tokoh utama di seri Gelombang adalah Alfa. Lalu, siapa pula itu Ichon? Saya sempat kaget dan bingung dengan ini. Malah saya pikir Alfa dan Ichon adalah orang yang berbeda. Lalu terungkaplah komedi besar ini. Dengan tersangka utama Ayah dari Alfa yang typo saat menulis nama anaknya. Niatnya mau menamai seperti penemu bola lampu pijar, Thomas Alva Edison, “Alva” disini berubah menjadi “Alfa”. Ya, Thomas Alfa Edison, kemudian dipanggil Ichon. Bagi masyarakat Batak memang biasa menamakan anaknya dengan nama yang bukan lagi unik, melainkan ajaib. Saya pernah mendapat cerita dari seorang teman yang berasal dari tanah Batak, bahwa dia punya om yang namanya Pulpen. Dan marganya Purba. Pulpen Purba. Well, tidak usah sampai membayangkan dinosaurus yang sedang tanda tangan.
            Seperti yang sudah Saya bilang sebelumnya, Gelombang adalah tentang perjalanan dan petualangan. Alfa dan keluarganya pindah dari Sianjur Mula Mula menuju Jakarta. Dee tak menceritakan banyak tentang Alfa yang ada di Jakarta. Singkat kata, Alfa kembali bertualang menuju Amerika Serikat. Di sinilah Alfa berproses, dari mulai kuliah, bekerja sambilan, sampai akhirnya bekerja di salah satu firma di Wall Street. Di Amerika Serikat pula Alfa merasakan ada yang aneh, ada yang spesial dalam tidurnya, dalam mimpinya, setelah dia akhirnya bertemu dengan dokter yang menangani masalah gangguan tidur. Ternyata masalah Alfa adalah bukan pada tidurnya, melainkan pada pada mimpinya. Nah, bagi Anda yang pernah  menonton film garapan Christopher Nolan berjudul “Inception” dan menyukainya, Anda juga bakalan menyukai perjalanan Alfa menemukan dirinya sendiri melalui alam mimpi ini.

            Menurut saya buku ini layak untuk dibaca. Alangkah baiknya juga membaca seri-seri Supernova sebelumnya agar tidak terlalu banyak pertanyaan di benak anda. Siapa itu Bintang Jatuh, siapa itu Gio, siapa itu Isthar, siapa itu Kell. Atau bagi yang tertarik silakan membaca semua seri Supernova ini sebelum semua serinya dibikin film. Kenapa? Selami dahulu semua seri Supernova, lalu bandingkan dengan filmnya yang rilis 11 Desember kemarin. Anda akan tahu jawabannya. J

Seorang pekerja kantoran kelas rendahan yang suka ngobrol.