Tuesday, July 1, 2014

Maafkan Aku, Jika Aku Bau

Dik, maafkan jika aku bau
Seharian ini, keringatku dipaksa keluar untuk ditukarkan tiga lembar sepuluh ribu

Dik, maafkan aku, jika aku benar-benar bau
Bukannya aku tak mampu membeli minyak wangi, tapi minyak wangi tak bisa menjadi teman nasi, setahuku.

Dik, masihkah kau mau memelukku jika aku terlalu bau?
Karena sejatinya dipelukmu, adalah obat nyeri paling jitu, saat puyer gratis puskesmas hanya bungkusan tepung terigu

No comments:

Post a Comment

Seorang pekerja kantoran kelas rendahan yang suka ngobrol.